Aku Waktu, Tidak Butuh Bisikmu
Ilalang dan kereta rambat
menjuntai dari langit terdalam
Lampion merekah pada tiap kersik
daun-daun yang menua itu
Terapung di antara yang fisikal dan immateri, aku
berkeras hidup dalam rindu
Gelandangan selalu: di bahu jalan menuju Buntu.
”Tukang khianat, ” hardikmu
Aku waktu, tidak butuh bisikmu!
020310
Tidak ada komentar:
Posting Komentar