Memajang semua penderitaan di etalase
menjejerkan jerit dari tubuh-tubuh yang didera siksaan
Cerita-cerita baru terus dikarang
Kematian yang giris berulang-ulang dipertontonkan
menyusup jadi ingatan: ”Mana tiketmu!”
cegat penjaga, ”Di sini bukan kumpulan orang tidur.”
Pulang ke rumah. Tubuh itu telah mencatat
Tak bisa terjaga
”Bendera negaraku bernama kemanusiaan!
Aku tidur-mengigau mempertahankan.”
Dipajang semua penderitaan di etalase
Hujan ditumpahkan, penderitaan jadi ikan
Sontak kita bahgia
180210
Tidak ada komentar:
Posting Komentar