Jumat, 07 Oktober 2011

Seonggok Mayat



Seonggok mayat
aku lupa namanya
Dia dirubungi para penyair
Mengherankan, mereka masih akan menulis puisi
paska kematian itu
O, lupa yang baik, beri aku kewarasan

Seonggok mayat, nama mentereng, nisan agung 
yang berlumut: Maafkan saya, Tuan,
semenjak Adam-Hawa terguling dan menjadi pelarian
Saya hanya mampu menonton kitab suci ini
Bulu mata saya rontok tersentuh api dari kabut besar ini

Dan kini dihadapan kematian
saya jadi anak-anak lagi
Puisi tak sempat tertuliskan
hanya beterbangan tak tentu arah
menunggu lumpuh dan tersedak


110510

Tidak ada komentar:

Posting Komentar